• Twitter

2 Oktober 2015

Kadang hidup tak semulus yang kita bayangkan


Aku percaya bahwa hidup itu perjuangan
Yah, memperjuangkan apapun yang pantas untuk diperjuangkan, termasuk “Mimpi”
Aku percaya setiap orang punya mimpi
Yah, mimpi yang setiap harinya kita sebut-sebut, termasuk dalam “Doa”
Aku juga percaya bahwa setiap orang memiliki doa
Yah, doa, yang kita ucapkan saat menghadap-Nya

Entah sudah berapa lama aku bermimpi, tapi, yah begitulah hidup yang terkadang tak semulus yang kita harapkan
Aku punya banyak mimpi, tapi, yah begitulah hidup, tidak semua hal dengan mudah kita dapatkan
Aku berusaha keras dengan seluruh jerih payahku untuk meraih satu demi satu mimpi yang kutulis dalam buku harian memoriku

Aku bekerja keras dengan keringatku sendiri untuk mencapai apa yang telah kuikrarkan pada kedua orang tuaku
Yah, orang tua, mereka adalah satu-satunya alasanku hingga detik ini aku berdiri tegak, sebanyak apapun batu yang melempariku, sekencang apapun angin mencoba merobohkanku, dan seberat apapun beban yang hinggap dipundakku, Orang tua, adalah alasan aku sanggup tegar melewati semuanya.

Persetan dengan “Mereka” yang mencibirku, dengan “Mereka” yang berbicara kasar kepadaku, dengan “Mereka” yang berlaku buruk padaku, dan dengan “Mereka” yang tidak ingin aku berada di sekitarnya. Yah, kau pikir aku suka berada di sekitarmu? Tentu TIDAK. Aku berusaha untuk berlari menjauhi mu, tapi kau juga berlari mengejarku, aku berusaha untuk tidak lagi berurusan denganmu, tapi kau selalu mencari celah untuk berurusan lagi denganku. Aku punya salah apa? Katakan aku punya salah apa? Dan dalam keadaan seperti ini tak bolehkan aku menangis? Tolong lepaskan aku dari niat burukmu, aku bahkan tak ada sedikit pun punya niat buruk padamu.
Tapi, yah lupakan soal “Mereka”, anggap mereka adalah bumbu dalam hidupku agar tidak melulu manis, yah tentu aku butuh garam, aku juga butuh asam.

Aku begitu ingat, Juni, Juli, Agustus dan September 2012, perjuangan untuk meraih IKJ begitu memilukan, begitu banyak “orang jahat” yang berusaha merenggut mimpiku. Yah, karena inilah awal mimpiku, disinilah mimpiku dimulai. Dan aku, bahkan mengucap ikrar kepada kedua orang tuaku, bahwa kelak aku akan menjadi “Seseorang” yang tak akan menghentikan senyum di bibir mereka, bahwa kelak aku akan menjadi Anak yang tak akan mengecewakan mereka, yah, ikrar yang aku sendiri bahkan tak menyangka bahwa aku pernah mengatakan hal itu. Tapi, yah begitulah hidup yang terkadang tak semulus yang kita bayangkan.


0 Komentar:

Posting Komentar