• Twitter

13 April 2014

Sementara




 Bumi, lama tak jumpa dengan hati
Kita terlalu larut pada mata dan logika
Kita terlalu sibuk pada langkah kaki yang membawa kita seolah berpisah
Tapi aku selalu berharap perpisahan itu hanya sementara
Sementara membawa kita kepada kehidupan yang bertolak belakang
Sementara membawa kita kepada amarah dan kebencian
Sementara membawa kita berjalan diatas kerikil-kerikil yang membuat pedih
Sementara membawa kita melihat realita yang menyayat hati
Hahaha, aku hanya bisa tertawa selagi kau menikmati duka
Selagi kita, ya kita, kita berdua, berduka


Bumi, lama tak jumpa dengan rindu
Kita terlalu larut pada mata dan logika
Kita terlalu sibuk pada pandangan mata yang membawa kita seolah pergi
Tapi lagi-lagi aku berharap kepergian itu hanya sementara
Sementara membawa kita kepada sosok lain yang lebih indah
Sementara membawa kita kepada tempat lebih nyaman dari rumah sendiri
Sementara membawa kita ke sebuah jalan besar yang ternyata berlubang
Sementara membawa kita mendengar suara lembut yang menenangkan
Hahaha, aku hanya  bisa tertawa selagi kita menikmati duka
Benarkah ini duka? Duka yang sesungguhnya?

Bumi, lama tak jumpa dengan tenang
Kita terlalu larut pada mata dan logika
Kita terlalu sibuk pada kenyamanan diluar sana yang membawa kita seolah jauh
Tapi aku berharap jarak jauh kita itu hanya sementara
Sementara membawa kita melangkah untuk semakin jauh
Sementara membawa kita jauh dari bahagia kita yang sesungguhnya
Sementara membawa kita untuk tak lagi bertegur sapa
Sementara membawa kita untuk tak lagi bertemu
Sementara membawa kita untuk tak lagi saling tersenyum
Sementara membawa kita seolah tak saling kenal
Sementara membawa kita untuk tidak berbicara
Sementara membawa kita kepada gerbang perpisahan yang seolah terbuka lebar
Sementara membawa kita untuk pergi dan kembali sendiri lagi
Sementara membawa kita menikmati kesendirian yang menjelma, hanya sementara...

Bumi, lama tak jumpa, apa kabarmu kini?
Terakhir aku melihatmu semakin kurus
Aku ingin bertanya, tapi mulut seolah terkunci
Ingin kucari kuncinya, tapi mungkin telah tenggelam di dasar lautan
Terakhir aku melihatmu kau sudah tak peduli
Aku ingin bertanya, tapi hati seolah berkata tidak
Ingin kuberanikan diri, tapi hati tetap mengelak
Terakhir aku melihatmu bersama wanita itu
Aku ingin bertanya, kenapa kau tak bersamaku?
Ingin rasanya aku membunuh prasangka buruk itu

Bumi, masihkah aku perempuanmu?
Masihkah aku yang kau cinta?
Masihkah aku yang kau harapkan kehadirannya?
Masihkah aku yang kau rindu?
Masihkah aku yang kau ingat?
Masihkah aku milikmu?
Jika masih, kapan kau datang? Mengapa kau selalu pergi?
Aku lelah mengejarmu, aku lelah mengikutimu...

Bumi, jika memang kau sudah tak nyaman, berkatalah padaku
Agar aku menyamankan diri bersama yang lain
Bumi, jika memang kau sudah tak ingin bersamaku, berkatalah padaku
Agar aku menginginkan bersama yang lain

Bumi, kita terlalu larut pada mata dan logika
Dimana hati kita bumi?
Dimana kesetiaan kita?
Apakah tak ada sedikit celah untuk kita berjalan kembali?
Apakah cukup sampai disini aku menulis cerita tentang kita?
Apakah hanya sampai disini aku menghentikan langkah kaki?
Apakah sampai disini? Dan semuanya pun berakhir?
Bumi, aku tak meminta waktu kali ini
Aku tak meminta perhatian kali ini
Aku tak mengharapkan perubahan kali ini
Aku hanya ingin kita berjumpa dengan hati, bukan dengan mata dan logika...
Aku hanya ingin menghentikan semua ke-sementara-an itu...

3 Komentar:

Unknown mengatakan...

Syuka bangett sama tulisan tulisan bella.. ^^ ♡♥

Unknown mengatakan...

Syuka bangett sama tulisan tulisan bella.. ^^ ♡♥

Me and My Collection mengatakan...

Makasih kakak Tika :)

Posting Komentar