“Dia
itu orangnya pendiam” kata Ghifar
“Hah?
Apaan sih? Dia itu cerewet” ujarku
“Ih
apaan dah. Orang-orang golongan darah O itu pendiam, trus tertutup, tapi
orangnya baik”
Obrolan
malam ini disebuah cafe kecil di tepi Jakarta sungguh
lucu, aku bersama Ghifar, teman dekatku sejak kuliah disini sedang membicarakan
seseorang dan menilainya dari segi golongan darahnya. Aku bukan orang yang
mudah menilai orang dari golongan darah, tapi Ghifar sangat yakin atas
penilaiannya. Katanya darah yang mengalir di dalam tubuh seseorang bisa
mencerminkan sifat orang tersebut. Ghifar pernah mengatakan bahwa aku cuek,
nggak peka dan nggak sensitif, tapi smart. Tapi bukan hanya dia, Nurul, yang
juga teman baikku pernah mengatakan hal serupa. Bedanya, Nurul menilaiku karena
kita sering bersama, sedangkan Ghifar menilaiku karena golongan darahku B. Tapi
jawaban mereka soal bagaimana aku adalah sama. Ah, semenjak saat itu, aku jadi
sering menilai orang dari golongan darahnya.
“Dan, orang golongan darah O itu mudah
terpengaruh. Tapi dia juga mudah mempengaruhi orang lain”
“Ghifar?”
“Ya?”
“Tapi dia tidak pendiam. Dia cerewet, banyak
omong dan... yah mungkin benar dia mudah mempengaruhi”
“Tuh kan, oyah, dia cerewet, bisa, karena sudah
kenal dan dekat denganmu, coba kalo nggak dekat. Dia terlihat pendiam”
“Tapi bukankah semua orang juga begitu? Ketika
tidak saling kenal yah dia terlihat pendiam”
“Tidak semua, lihat anak-anak golongan darah B.
Dia selalu percaya diri, dan ketika dia bertemu orang baru, dia tidak mau diam
saja dan dia juga tidak mau dibilang pendiam. Dia essay going. Bukankah kau begitu?”
“Yaahh, iya sih...”
“Then? Percaya kan sama aku sekarang?”
Aku hanya diam dan senyum-senyum sendiri.
“Lalu bagaimana dengan golongan darah A far?”
“Nah itu bagian kesukaanku. Anak golongan darah
A itu keras... Perfeksionis...”
Suaranya menggantung, dia diam sesaat sambil
berpikir.
“Dia nggak gampang percaya sama orang. Tapi
ketika dia udah percaya sama satu orang yang emang bener-bener bikin dia yakin,
dia bisa percaya banget sama orang itu dan nggak akan pernah kecewain orang
itu. Tapi jangan macem-macem sama anak golongan darah A, karena dia itu bisa
jahat banget sama kamu kalo kamu jahat dikit ke dia, ibaratnya kayak kalo kamu
ngasih dia api sekecil korek api dia bisa balas segede obor. Tapi itu juga
berlaku buat kebaikan sih, kalo kamu ngasi dia cup cake dia bisa balas ngasi kamu black forrest. Dan dia sebenernya orang yang baik banget. Dan...
dia romantis”
“Golongan darahmu apa?”
“A”
“Hah? A? Jadi kamu? Kayak tadi yang kamu
jelasin? Masa sih kamu kayak gitu?”
“Bella, Bella, Bella. Kita sudah berteman berapa
lama? Tapi kamu masih nggak tau aku? Tuh kan nggak peka banget jadi orang?”
Tawa kita pun lepas, kita menikmati obrolan
malam ini.
Jakarta, 8 April 2015
0 Komentar:
Posting Komentar