Aku percaya bahwa hidup itu perjuangan
Yah, memperjuangkan apapun yang pantas untuk diperjuangkan,
termasuk “Mimpi”
Aku percaya setiap orang punya mimpi
Yah, mimpi yang setiap harinya kita sebut-sebut,
termasuk dalam “Doa”
Aku juga percaya bahwa setiap orang memiliki doa
Yah, doa, yang kita ucapkan saat menghadap-Nya
Entah sudah berapa lama aku bermimpi, tapi, yah
begitulah hidup yang terkadang tak semulus yang kita harapkan
Aku punya banyak mimpi, tapi, yah begitulah hidup,
tidak semua hal dengan mudah kita dapatkan
Aku berusaha keras dengan seluruh jerih payahku untuk
meraih satu demi satu mimpi yang kutulis dalam buku harian memoriku
Aku bekerja keras dengan keringatku sendiri untuk
mencapai apa yang telah kuikrarkan pada kedua orang tuaku
Yah, orang tua, mereka adalah satu-satunya alasanku hingga
detik ini aku berdiri tegak, sebanyak apapun batu yang melempariku, sekencang
apapun angin mencoba merobohkanku, dan seberat apapun beban yang hinggap
dipundakku, Orang tua, adalah alasan aku sanggup tegar melewati semuanya.
Persetan dengan “Mereka” yang mencibirku, dengan
“Mereka” yang berbicara kasar kepadaku, dengan “Mereka” yang berlaku buruk
padaku, dan dengan “Mereka” yang tidak ingin aku berada di sekitarnya. Yah, kau
pikir aku suka berada di sekitarmu? Tentu TIDAK. Aku berusaha untuk berlari
menjauhi mu, tapi kau juga berlari mengejarku, aku berusaha untuk tidak lagi
berurusan denganmu, tapi kau selalu mencari celah untuk berurusan lagi
denganku. Aku punya salah apa? Katakan aku punya salah apa? Dan dalam keadaan
seperti ini tak bolehkan aku menangis? Tolong lepaskan aku dari niat burukmu,
aku bahkan tak ada sedikit pun punya niat buruk padamu.
Tapi, yah lupakan soal “Mereka”, anggap mereka adalah
bumbu dalam hidupku agar tidak melulu manis, yah tentu aku butuh garam, aku
juga butuh asam.
Aku begitu ingat, Juni, Juli, Agustus dan September
2012, perjuangan untuk meraih IKJ begitu memilukan, begitu banyak “orang jahat”
yang berusaha merenggut mimpiku. Yah, karena inilah awal mimpiku, disinilah
mimpiku dimulai. Dan aku, bahkan mengucap ikrar kepada kedua orang tuaku, bahwa
kelak aku akan menjadi “Seseorang” yang tak akan menghentikan senyum di bibir
mereka, bahwa kelak aku akan menjadi Anak yang tak akan mengecewakan mereka,
yah, ikrar yang aku sendiri bahkan tak menyangka bahwa aku pernah mengatakan
hal itu. Tapi, yah begitulah hidup yang terkadang tak semulus yang kita
bayangkan.
0 Komentar:
Posting Komentar