Sebuah cerpen berjudul “Manusia mencari kehangatan” membuka pikiran saya
tentang manusia di era sekarang, cerpen karya Joseph Martin Bauer yang
merupakan seorang penulis Jerman ini bercerita tentang seorang Simon Schmeller yang
mencari uang dengan meminta orang-orang yang bekerja di gedung kementrian yang
dimana mereka adalah orang-orang yang mudah iba, padahal awalnya Simon ini
bukanlah siapa-siapa, dan orang-orang di dalam gedung kementrian tersebut
memberi uang dengan mudahnya dan percaya dengan Simon. Cerita pendek ini
membuka mata hati saya juga, betapa pentingnya berbuat baik kepada setiap
orang. Saya pernah membaca sebuah teori yang disebut dengan “Behaviorisme teori”, secara singkat teori
itu menjelaskan perilaku seseorang terhadap kita adalah cerminan kita terhadap
orang lain.
Menurut saya cerita pendek ini adalah kritik kepada manusia di jaman
sekarang, dilihat dari kenyataan-kenyataan yang dipaparkan di dalam cerita,
lebih tepatnya kepada individualisme manusianya. Orang-orang yang bekerja di
gedung kementrian bisa memperoleh “kehangatan”, mengapa kehangatan saya beri
tanda petik? Karena kehangatan yang di maksud disini adalah kenikmatan manusia
itu sendiri, hangat disini maksudnya adalah sebuah kenyamanan hidup yang banyak
dicari oleh orang-orang. Seorang Joseph menggambarkan kenyaman baginya ada di
gedung kementrian dan bukan hanya seseorang yang hanya sekadar berkunjung ke
gedung kementrian saja yang akan mendapat kehangatan, seorang Simon Schmeller
yang bukanlah siapa-siapa disini dan tidak memiliki pekerjaan pun bisa
merasakannya. Bermula dari Simon yang bersikap baik kepada setiap orang, dan setiap
ada orang yang kesusahan Simon selalu meminta sumbangan kepada orang-orang di
gedung kementrian kemudian memberikan uang tersebut untuk orang yang Simon
bantu, sebut saja Emmeram Noll salah seorang yang Simon bantu.
Cerita pendek “Manusia mencari kehangatan” ini juga salah satu kritik
kepada manusia saat ini, dijelaskan dalam cerita bahwa orang-orang di gedung kementrian
dengan mudahnya percaya pada Simon Schmeller yang meminta uang kepada mereka
padahal mereka tidaklah mengenal Simon, dan Simon juga menyebutkan nama-nama
orang yang ia bantu seperti Emmeram Noll, Hans Kridbel, Tobias Link dan
Elfriede Rossman, dan tentu orang-orang di gedung kementrian tidak mengenal
nama-nama tersebut. Namun bagi saya, apalah arti sebuah nama ketika seseorang
benar-benar berniat akan membantu sesamanya. Kritik yang saya ingin sampaikan
disini adalah, dunia semakin pragmatis dan segala sesuatu dinilai dari materi,
dan pemberian sumbangan (dalam hal ini adalah uang) dari kementrian kepada
Simon tampak seperti mentransformasi rasa iba dengan suatu hal yang terukur
(yaitu materi)
Di akhir cerita diberitahukan bahwa ketika Simon meninggal, tidak ada
satupun yang tahu nama, pangkat atau jabatan dari Simon ini sendiri. Seperti
yang saya sebutkan tadi, apalah arti sebuah nama, namun disini Simon dikenal
karena daftar sumbangannya. Dan tak ada yang menduga bahwa dalam proses
penguburan Simon banyak orang yang membantu Simon dalam hal materi, bahkan
jumlahnya jauh lebih besar dari biasanya.
Kesimpulannya, telah saya sebutkan bahwa betapa pentingnya berbuat baik
kepada setiap orang, dan saya percaya
bahwa perilaku seseorang terhadap kita adalah cerminan kita terhadap
orang lain. Jadi, ketika ada orang lain yang berlaku buruk kepada kita maka
sadarlah bahwa mungkin kita juga pernah berlaku buruk pada orang tersebut,
begitu sebaliknya. Dan, dalam cerpen ini terbukti bahwa ketika Simon banyak
membantu orang maka Simon sendiri akan dibantu kelak.
0 Komentar:
Posting Komentar