Tanggal
19 april kemarin harusnya tanggal yang special, mengapa? Karena ada seorang
lelaki yang 52 tahun lalu dilahirkan, ia lahir menjadi bayi yang bersih, suci
dan lucu tentunya. Tapi diumurnya yang ke 25 tahun, ia melahirkan seorang anak
pertama, 8 tahun kemudian anak ketiganya lahir, yah itulah saya, dan lelaki itu
adalah ayah saya (‘:
Hari
ini 20 april, harusnya kemaren adalah hari yang special, tapi apa daya, aku
hanya bisa berdoa, mendoakan ayah yang jauh dariku, Surabaya – Jakarta bukan
jarak yang dekat, yah, aku selalu merindukan sosoknya yang hangat, sosoknya
yang murah senyum walau terkadang keras kepala, tapi aku paham, aku sungguh
memahami bahwa sikapnya yang keras bukanlah tanpa sebab, aku tahu nasehatnya
adalah demi kebaikanku.
Papa...
18 tahun aku hidup di Surabaya, dalam 356 hari aku tidak bisa melihatmu dalam
hari-hariku, kau selalu meninggalkanku demi pekerjaanmu, kau tau bahwa aku
selalu menangis, menangis setiap malam keberangkatanmu, aku berdoa agar lekas
kau kembali dan kembali membuat senyumku merekah. Tapi diumurku yang ke 19
hingga saat ini, aku tak perlu cemas lagi, karena setiap hari-hariku akan
selalu melihat wajahmu.
Papa,
aku ini anak terakhirmu, aku ini satu-satunya anak perempuanmu, banyak yang
bilang, anak perempuan satu-satunya apalagi anak terakhir akan selalu dimanja.
Papa, aku merasakan itu, aku merasa begitu berharga dimatamu, pada awal-awal
aku kuliah di Jakarta, kau yang mengantarku pagi-pagi, kau membuat sarapan,
ahhhh, aku begitu ingat saat-saat itu. Aku juga ingat kau pernah berkata
padaku, “Papa ini udah tua, harusnya ada yang nerusin usaha papa”, ahhhh, maaf
papa, aku bukan orang yang bisa meneruskan bisnismu, aku berbeda dengan
bidangmu.
2015,
banyak cerita. Di Februariku, di tanggal ulang tahunku, aku tidak bisa bersama
keluargaku, apalagi mama dan papaku. Padahal bulan februari, mamaku special
dateng ke Jakarta, tapi ternyata anaknya ini pergi ke Jepang ): Di bulan maret
pun juga demikian, aku tidak bisa mengucapkan langsung kepadanya “Selamat ulang
tahun mama”, bahkan via telpon saja tak bisa. Dan sekarang april, aku juga tak
bisa mengucapkan langsung “Selamat ulang tahun papa”. Ahhhh, hari ini aku
merindukan kedua sosok itu...
Ini mama dan papa saat kita berlibur ke Kalimantan |
Mama,
papa, melihat foto itu, ingatanku berputar pada 3 tahun yang lalu, 2012, saat
aku menangis meminta untuk diizinkan kuliah di Jakarta, begitu jelas terlihat
ada wajah kesedihan tampak di wajahmu, tapi aku bersikeras meminta dan meminta,
aku bahkan menjanjikan sebuah kalimat yang padahal belum tentu bisa aku capai,
aku sangat ingat saat itu “Ma, pa, aku janji aku bakal bikin kalian bangga, IKJ
ga seburuk yang kalian bayangkan kok, aku pengen ke luar negeri ma, pa, aku
yakin aku bisa!”.
Aku
selalu yakin, Tuhan akan selalu bersama hambanya yang mau berusaha dan yakin
pada kemauannya. Tuhan selalu punya rencana yang telah ia goreskan pada telapak
tangan masing-masing hambanya.
Mama, papa,tetaplah tersenyum sampai
kapanpun, aku tak akan mengubah senyum itu menjadi tangis, tunggu hingga senyum
itu menjadi tawa...
0 Komentar:
Posting Komentar