Q: Anak-anak kecil yang berlarian.
Para remaja yang mengayuh sepeda. Dan keluarga kecil tertawa riang di ruang
tamu. Itulah kebebasan?
A: Tentu bukan
Q: Lalu?
A: Kebebasan itu seperti burung yang
terbang kemanapun ia ingin. Kebebasan itu seperti lumba-lumba yang berenang
kemanapun ia ingin
Q: Jadi? Menurutmu itu kebebasan?
Kau memberi contoh binatang. Apa kau ingin menjadi binatang?
A: Tentu tidak
Q: Lalu?
A: Kadang kau perlu melihat binatang
untuk tau apa itu kebebasan
Terkadang, aku belum siap untuk
menjadi lilin yang rela terbakar demi memberi terang pada dunia
Terkadang pula aku belum siap meniru
burung dan senantiasa berkicau merdu setiap paginya
Terkadang aku belum memahami hidup
itu seperti apa
Bahkan aku tak memahami yang benar
dan salah itu seperti apa
Aku pun tak mengerti yang baik dan
buruk itu seperti apa
Aku?
Apalah aku ini...
Hanya seorang perempuan yang tak
terdefinisi
Dan jika kau bisa lihat,
Sudah terlalu banyak perempuan sempurna
diluar sana
Yah, kesempurnaan itu bersifat
subyektif
Setiap orang memiliki definisi
berbeda soal kesempurnaan
Tapi!!!
Mengapa kau pilih aku?
Bukankah kau mencari yang sempurna?
Bukankah kau mencari yang seiman?
Dan bukankah kau mencari perempuan
untuk kau persunting?
Aku?
Apalah aku ini...
Katamu, “Sebab kau tak perlu
sempurna”
Katamu, “Dan kau tak perlu seiman
dengannku”
Hei, kau!!!
Jika aku tak perlu sempurna dan tak
perlu seiman denganmu, maka sudah barang pasti bukan aku perempuan yang akan
kau persunting.
Hei, kau!!!
Tolong lepaskan aku
Izinkan aku terbebas dari bayangmu
Sebab aku tak harus sempurna
Biarlah kesempurnaan menjadi
milik-Nya
Biarlah aku tetap menjadi perempuan
yang tak terdefinisi
Biarlah aku berkelana untuk mencari
labuhan
Tolong lepaskan aku
Jakarta, 11 Maret 2015
0 Komentar:
Posting Komentar