• Twitter

28 Agustus 2020

MIMPI

Tuhan, inikah petunjuk yang selalu kupinta di sepertiga malamku? Inikah pertanda bahwa kelak aku akan dibersamakan dengannya? Tuhan, apapun itu, aku selalu berharap jawabannya adalah “Iya”.

 

Merah, apa kabar? Lama tak bersua. Aku ingin bercerita.. 

Tentang Air, yang kedatangannya selalu tak terduga, terkadang membawa kedamaian, atau bahkan sebaliknya, membawa malapetaka.

Merah, aku merindukannya.. 

Setelah sekian lama aku sudah tak pernah merasakan perasaan semacam ini lagi, rupanya sekarang aku dihadapkan pada masa ini.. Malam yang selalu berteman air mata, aku kembali diingatkan olehnya, sosok yang tak pernah kuharapkan setiap malamnya. Tapi diam-diam aku menyebut namanya, berharap ada namaku dalam ingatan dan hatinya. Rupanya, aku masih menyayanginya..

Beberapa hari yang lalu, aku bermimpi tentangnya. Mimpinya pun tak hanya sekali, tapiii... 3 kali. Akan kuberi tau. Ssttt, aku Cuma menceritakannya padamu, merah. Jadi hanya kau yang tau. Oh tidak tidak, Tuhan juga tau o:) [Bisa jadi kan ini adalah pertanda dari Tuhan]

 

Pertama, hari itu, tanggal 28 Juli 2020, saat aku sedang menunggu kehadirannya ke Jakarta. Aku mimpi dia mengirim pesan ke aku “Ini masalah hati, Bel. Sampai jumpa di bulan ramadhan”

Yaa, just it! Masih dengan kecuekannya, dia hanya chat sesingkat itu. Saat aku terbangun, aku lega, aku baru menyadari itu hanya mimpi. Tentu saja aku berharap itu hanya mimpi. Karena, yakali masa aku mau ketemu dia nunggu bulan Ramadhan dulu?! Kan lamaaa.. 

 

Kedua, ehhmm, aku lupa kapan tepatnya. Tapi dalam mimpiku itu aku membuat Instagram story, aku lupa tepatnya bagaimana, tapi dalam igs itu aku membuat tulisan bahwa aku sedang bingung harus bagaimana bersikap ke orang yang aku suka? Aku harus menyerah, atau aku harus melangkah? Dan saat kebingungan itu terjadi padaku, dia membalas igs ku “Kejar bell, jangan menyerah ya. Kamu pasti bisa!”. Yaa, dia membalasnya seperti itu, memberiku semangat hingga api di dalam hatiku membara. Saat aku terbangun, aku tersenyum. Sejak saat itu aku bertekad, aku tidak akan menyerah, yaa, aku akan mengejarmu, Air..

 

Dan ketiga, ini adalah mimpi yang paling sensitif, yang paling terasa seperti nyata. Dan tentunya, yang paling indah. Sampai saat aku terbangun aku mengiriminya sebuah pesan, “Fiz, aku abis mimpi. Terlalu indah, sampe saat bangun, aku menangis haha”. Ya itu kenyataannya, aku benar-benar menangis sampai sesak rasanya dada ini. “Ya Allah kenapa ini Cuma mimpi ya Allah? Apa arti mimpi ini? Apa ini pertanda? Ya Allah, begitu sakit rasanya mengetahui bahwa semua ini ternyata, Cuma Mimpi!” begitu ucapku pada Tuhan. 

Hari itu, 18 Agustus 2020, dia melamar aku. “Tante, saya mau minta restu. Saya izin mau minta anak tante. InshaAllah saya mau seriusin anak tante, saya mau melamar anak tante... Tapi, saya minta waktu ya tante, karena saya mau menyelesaikan studi saya dulu di Jakarta”, begitu ucap dia di depan mama aku, sambil duduk sungkem. SHOCK! Aku bener-benar nggak nyangka akhirnya aku sampai pada titik ini, mataku berkaca-kaca melihat dia berkata demikian ke mamaku, “Ini beneran kan ya? Dia beneran mau minta aku lewat mama aku langsung?”, tanyaku dalam hati. Aku tentu nggak bisa membendung rasa bahagia ini, Merah. Seseorang yang aku harapkan menjadi pendampingku kelak, beneran melamar aku? Bahkan aku menangis saat itu juga. Mimpi itu berakhir dengan chat dia ke aku, “Terima kasih ya Sayang untuk hari ini. Kayaknya perjalanan kita akan Panjang. Tolong jangan pernah ada alasan untuk ninggalin aku lagi ya. Karena kali ini aku beneran serius sama kamu.” Lagi-lagi aku dibuatnya menangis. Dan aku pun membalas pesannya “Iya sayang”. Dan kemudian aku membuka mata. Menyadari bahwa semua itu hanya mimpi, tentu kau tau rasanya Merah, aku menangis sejadi-jadinya. [Sebenarnya mimpinya Panjang, kalo aku ceritain di sini dengan lengkap nanti kepanjangan, hihihi]

 

Begitulah tiga mimpi berturut-turut yang aku alami. Masih begitu melekat dalam ingatanku hingga detik ini. Jika kau ingin aku menceritakannya seratus kali pun, aku pasti menceritakannya, karena begitu indah dan membekas di hatiku. Merah, sampai detik ini pun aku masih bertanya-tanya, apa arti mimpi itu? Aku berharap itu bukan hanya mimpi yang tak berarti apa-apa. Aku selalu berharap itu adalah pertanda atau petunjuk dari Tuhan atas pintaku di setiap sujudku di sepertiga malamku. 

 

Merah, aku Cuma gak mau melakukan kesalahan yang sama, seperti apa yang kita lakukan kala itu. Saling meninggalkan. Padahal perasaan kita masih begitu kuat dan besar. Kali ini, cinta yang aku rasakan pun begitu kuat, yang entah datangnya dari mana, bukan dari Air itu sendiri, tapi aku merasa datangnya dari yang Maha Cinta. Tuhan seperti menitipkan perasaan ini kepadaku, memintaku untuk menjaga rasa ini, mengujiku sampai sejauh mana aku mampu bertahan. 

 

Aku ingin bertahan.

0 Komentar:

Posting Komentar