Hari ini, entah aku yang sengaja ingin bertemu, atau
memang alam membantu kita untuk bertemu, tapi apa pun alasan itu, aku tentu
bahagia setiap ada pertemuan diantara kita.
Kita? Yah aku sadar siapa kamu, siapa aku, dan tentunya
siapa dia.
Dia yang bisa membuatmu bahagia saat aku yang membuatmu
terluka, dia yang ada disampingmu saat aku jauh darimu, dan dia yang sayang
padamu mungkin melebihi sayangku padamu. Tentu aku tak berani mengatakan aku
sangat amat menyayangimu, sebab aku masih liar disana, sebab hati ini tidak
dirantai apalagi dijinakkan. Karena sekuat apapun seseorang menyelimuti hati
ini, masih saja ia mencari sang pemiliknya, walau ia tau sang pemiliknya berada
jauh darinya...
Langit, ada cerita yang sejujurnya membuatku ingin
menangis karena terharu. Hari ini begitu banyak ocehan tentangmu, tentu bukan
dari mulutku, tapi dari mereka yang mencarimu. Yah mereka mencarimu, ingin
melihat dirimu, dan mungkin sedikit berbincang denganmu. Tapi, ketika kau ternyata
tak datang menghampiri, raut wajah mereka berubah, entah, aku tak tau mengapa,
aku tak tau mengapa ada wajah kecewa didalamnya, aku juga tak tau mengapa
mereka akhirnya hanya diam dan aku pun ikut terdiam.
Langit, bagaimana mungkin kau teralihkan, segala sesuatu
tentangmu saja masih terdengar dari segala penjuru kehidupanku, selalu,
dimanapun itu!
Langit, maafkan aku yang akhirnya memutuskan untuk
kembali menunggumu, maafkan aku jika itu membuatmu tak nyaman karena ulahku, dan
maafkan aku yang masih saja menyayangimu...
Langit, izinkan aku kembali bercerita tentangmu, izinkan
aku kembali menyimpan rasa ini, dan izinkan aku memberi rasaku hanya padamu.
Sebab bukan hanya aku yang ingin kamu, tapi juga “mereka yang mencarimu” hari
ini ^^
Langit, sampaikan maafku untuk kekasihmu, sampaikan juga
salamku untuknya. Sebab aku tau dia ingin menjadi pribadi yang bermanfaat
bukan? Sungguh aku kagum padanya, ingin rasanya bertemu dan berjabat tangan
dengannya. Ah sudah lupakan, itu hanya intermezo.
Langit, masih ingat dengan ‘Untuk Langit yang tersenyum’?
Saat aku membuatnya dulu, aku berjanji akan memberikannya
padamu sebagai hadiah, kini aku tlah membuatnya dan menjadikannya nyata, dan
aku akan memberikannya kepadamu, tapi jujur aku bingung, kau terlalu tak bisa
dibaca dan diduga, aku bingung cara memberikannya dan bingung akan seperti apa
tanggapanmu. Tapi jika boleh aku meminta, tolong jangan buat aku bingung, tolong
yah lagit ^^
Langit, selama masih ada merah, masih ada wajahmu di
lemariku, masih ada ‘Untuk Langit yang tersenyum’, dan masih ada segala sesuatu
tentangmu, maka selama itu juga hati ini masih milikmu...
Langit, aku tak tau mengapa semua ini terjadi padaku, dan
mengapa harus kamu orangnya? Semoga kelak kita bisa bersama kembali...
Semoga...
3 Komentar:
kenapa nggak diungkapin saja? toh malah jadi beban dihati bila tak diungkapkan.
Ga mudah san :) mungkin ada waktunya tapi entah kapan ^^
yah, berani donk, daripada sakit hati, kalo emang dianya dk sayang lagi ya, nyari lain. jangan biarin kamu digantung, nunggu lama.
Posting Komentar