Merah, entah yang keberapakalinya, malam ini aku
kembali diingatkan denganmu, sosok yang tak dapat kudefinisikan keindahannya.
Begitu banyak cerita tentangmu, yang tentunya tak
dapat kuartikan satu persatu melalui ucap yang tak terdengar ini, yah bagaimana
mungkin terdengar, telingamu seolah tuli oleh ocehan-ocehanku. Setiap
pertanyaanku tak ada satu pun yang terjawab, yah sebab ucapmu hanya kau
peruntukkan untuknya, untuk dia yang kupikir adalah subtitusi. Atau mungkin aku
salah?
Hingga suatu hari ada rasa kecewa yang teramat
sangat, aku tak tau kau yang membuatnya sakit atau sebaliknya? Tapi tentu
keduanya sama saja membuatku sakit. Kau tau tentang rasaku, kau tau tentang
aku, iya kau tentu tau, iya kau pasti tau.
Merah dan Langit adalah dua sosok yang berbeda namun
satu jiwa. Merah, adalah sosok yang mengertiku, yang selalu menjawab setiap
pertanyaanku, yang pada akhirnya memberi jawaban untukku. Sedangkan Langit?
Adalah sosok yang selalu diam, sosok yang tidak menganggapku penting, sosok
yang mungkin membenciku, yah dan hari ini aku dibuat benci olehnya, kau
berhasil langit. Kau hebat, setelah mengenalnya.
Merah, hari ini aku tak berani untuk membuka hati ini
terlalu lebar lagi, entah rasa sakit apa yang muncul kali ini, rasaya sangat
amat sakit, lebih sakit daripada mendengar kabarmu bersama dengannya. Lebih
sakit saat aku harus melihatmu berfoto berdua dengannya, lebih sakit merah,
lebih sangat sakit.
Merah, mulai saat ini, bolehkah aku memintamu satu
hal? Hanya satu hal merah.
Aku hanya mencoba menjaga komitmen yang pernah kau
titipkan, tapi jika dia memilihmu maka bukan salah kita saling menjaga rasa
ini. Kau tau tentang rasaku, tapi aku tak pernah tau bagaimana rasamu. Kita
mungkin memiliki mimpi yang sama kala itu, maka izinkan aku mewujudkan mimpi
itu. Aku mungkin pernah merasakan jatuh cinta, tapi kau tau sekuat apa rasa
cintaku untukmu. Aku mungkin pernah menyakitimu, tapi entah mengapa rasanya
lebih sakit saat aku tak lagi bersamamu. Apapun, tak ada yang merubah rasa
cintaku padamu, aku tak ingin kehilangan apapun, cinta itu hanya untukmu.
Merah, aku akan kembali pada kenyataan, aku akan kembali membuat cerita dikota
metropolitan, dan ini adalah keinginanku
yang terakhir, aku akan menjaga hati
ini (lagi), aku akan persembahkan sebentuk cinta yang tulus, hanya untukmu.
Mungkin kota metropolitan memberi jutaan godaan, namun percayalah hati ini akan
kokoh, hati ini akan kuat sekuat diriku yang pada akhirnya mampu melewati
jutaan godaan di kerasnya ibu kota, kau tau itu merah. Yah, kau pasti paham akan hal itu...
Oppa,
Saranghae ^^
Merah, kembali aku diingatkan pada sebuah kata
“Setia”, yah aku ingin merasakannya lagi, dan itu hanya kepadamu. Rupanya
hingga detik ini tak ada yang mampu mengeliminasimu...
0 Komentar:
Posting Komentar