Bumi, lama tak jumpa dengan hati
Kita terlalu larut pada mata dan logika
Kita terlalu sibuk pada langkah kaki yang membawa kita
seolah berpisah
Tapi aku selalu berharap perpisahan itu hanya
sementara
Sementara membawa kita kepada kehidupan yang bertolak
belakang
Sementara membawa kita kepada amarah dan kebencian
Sementara membawa kita berjalan diatas kerikil-kerikil
yang membuat pedih
Sementara membawa kita melihat realita yang menyayat
hati
Hahaha, aku hanya bisa tertawa selagi kau menikmati
duka
Selagi kita, ya kita, kita berdua, berduka
Bumi, lama tak jumpa dengan rindu
Kita terlalu larut pada mata dan logika
Kita terlalu sibuk pada pandangan mata yang membawa
kita seolah pergi
Tapi lagi-lagi aku berharap kepergian itu hanya
sementara
Sementara membawa kita kepada sosok lain yang lebih
indah
Sementara membawa kita kepada tempat lebih nyaman dari
rumah sendiri
Sementara membawa kita ke sebuah jalan besar yang
ternyata berlubang
Sementara membawa kita mendengar suara lembut yang
menenangkan
Hahaha, aku hanya
bisa tertawa selagi kita menikmati duka
Benarkah ini duka? Duka yang sesungguhnya?
Bumi, lama tak jumpa dengan tenang
Kita terlalu larut pada mata dan logika
Kita terlalu sibuk pada kenyamanan diluar sana yang
membawa kita seolah jauh
Tapi aku berharap jarak jauh kita itu hanya sementara
Sementara membawa kita melangkah untuk semakin jauh
Sementara membawa kita jauh dari bahagia kita yang
sesungguhnya
Sementara membawa kita untuk tak lagi bertegur sapa
Sementara membawa kita untuk tak lagi bertemu
Sementara membawa kita untuk tak lagi saling tersenyum
Sementara membawa kita seolah tak saling kenal
Sementara membawa kita untuk tidak berbicara
Sementara membawa kita kepada gerbang perpisahan yang
seolah terbuka lebar
Sementara membawa kita untuk pergi dan kembali sendiri
lagi
Sementara membawa kita menikmati kesendirian yang
menjelma, hanya sementara...
Bumi, lama tak jumpa, apa kabarmu kini?
Terakhir aku melihatmu semakin kurus
Aku ingin bertanya, tapi mulut seolah terkunci
Ingin kucari kuncinya, tapi mungkin telah tenggelam di
dasar lautan
Terakhir aku melihatmu kau sudah tak peduli
Aku ingin bertanya, tapi hati seolah berkata tidak
Ingin kuberanikan diri, tapi hati tetap mengelak
Terakhir aku melihatmu bersama wanita itu
Aku ingin bertanya, kenapa kau tak bersamaku?
Ingin rasanya aku membunuh prasangka buruk itu
Bumi, masihkah aku perempuanmu?
Masihkah aku yang kau cinta?
Masihkah aku yang kau harapkan kehadirannya?
Masihkah aku yang kau rindu?
Masihkah aku yang kau ingat?
Masihkah aku milikmu?
Jika masih, kapan kau datang? Mengapa kau selalu
pergi?
Aku lelah mengejarmu, aku lelah mengikutimu...
Bumi, jika memang kau sudah tak nyaman, berkatalah
padaku
Agar aku menyamankan diri bersama yang lain
Bumi, jika memang kau sudah tak ingin bersamaku,
berkatalah padaku
Agar aku menginginkan bersama yang lain
Bumi, kita terlalu larut pada mata dan logika
Dimana hati kita bumi?
Dimana kesetiaan kita?
Apakah tak ada sedikit celah untuk kita berjalan
kembali?
Apakah cukup sampai disini aku menulis cerita tentang
kita?
Apakah hanya sampai disini aku menghentikan langkah
kaki?
Apakah sampai disini? Dan semuanya pun berakhir?
Bumi, aku tak meminta waktu kali ini
Aku tak meminta perhatian kali ini
Aku tak mengharapkan perubahan kali ini
Aku hanya ingin kita berjumpa dengan hati, bukan
dengan mata dan logika...
Aku hanya ingin menghentikan semua ke-sementara-an
itu...
3 Komentar:
Syuka bangett sama tulisan tulisan bella.. ^^ ♡♥
Syuka bangett sama tulisan tulisan bella.. ^^ ♡♥
Makasih kakak Tika :)
Posting Komentar