Pikiranku semalam benar-benar kacau dan kalut, walau sebenarnya aku tidak tau apa dan mengapa. Tapi benar-benar sangat tidak enak perasaan ini, gelisah! Sampai-sampai aku “Bercerita” sama Allah, dan memohon agar diteguhkan jiwa ini, dikuatkan hati ini...
Teruntuk, Air...
Ingatanku tiba-tiba flashback ke 2 bulan lalu, dimana hari itu adalah hari mendekati tanggal ulang tahunmu, aku pernah menulis, “Bagaimana sikap dia besok setelah melihat video ini?” Sebenarnya begini, gelisah itu muncul karena aku tidak tau bagaimana perasaan dia ke aku. Kalau perasaan itu biasa saja, mungkin aku bakal menerima sikap yang kurang baik nantinya, begitu pula sebaliknya.
Air, aku merasa, aku mendapatkan sikap yang kurang baik itu. Aku merasa tidak dianggap ada. Aku seperti bukan siapa-siapa bagimu. Aku overthinking! Bahkan sampai aku bertanya-tanya, “Apa aku dulu begitu menyakitimu? Sampai-sampai kali ini aku merasa begitu tersakiti? Apa aku dulu sejahat itu? Apa kau dulu menangis sebegini terisaknya? Apakah yang aku tuai kali ini adalah apa yang aku tabur di saat itu? Jika memang iya, aku harus bagaimana Air? Tentu maaf saja rasanya tidak akan cukup...”
Air, begitu banyak tanya di kepalaku, ingin rasanya aku tanya padamu, tapi melihat sebegini dinginnya kau kepadaku membuatku takut untuk melangkah lebih jauh. Air, aku memendam perasaan ini sendirian, aku merasa sakit sendirian, aku merasa lemas sendirian, aku harus bagaimana Air? Aku gelisah, sendirian~
Air, seandainya suatu saat nanti, ada masa di mana kamu juga sendirian, aku ingin kamu menyebut namaku, sekali saja. Izinkan aku menemanimu, sekali saja. Izinkan aku merasa berharga buatmu, setidaknya sekali saja. Ya, Air? Sekali saja. Karena sekali saja cukup buatku, cukup buatku mengubur perasaan berlebih ini. Ya Allah, bisakah sekali saja? Aku meminta keajaiban, kali ini saja...
0 Komentar:
Posting Komentar