Terkadang,
aku belum siap untuk menjadi lilin yang rela terbakar demi memberi terang pada
dunia
Terkadang
pula aku belum siap meniru burung dan senantiasa berkicau merdu setiap paginya
Terkadang,
aku belum memahami hidup itu seperti apa
Bahkan
aku tak memahami yang benar dan salah itu seperti apa
Aku
pun tak mengerti yang baik dan buruk itu seperti apa.
Meski
sesekali aku mampu tersenyum, siapa yang tau maksud senyum itu
Meski
sesekali aku marah, siapa pula yang memahami maksud marah itu
Dan
meski sesekali aku menangis, siapa yang tau arti tangisan itu???
Aku,
hanya aku yang tau dan paham atas apa yang terjadi pada diriku
Aku,
hanya aku yang mampu membuat kamuflase pada diriku sendiri
Aku,
hanya aku yang mampu memberi topeng pada wajahku sendiri
Aku,
hanya aku yang mampu mengenakan pakaian pada tubuhku sendiri
Aku,
dan hanya aku… Aku, yang tak terdefinisi…
Kemana
dia yang kupuja dan kusayang?
Kemana
dia yang kukenang?
Kemana
dia yang telah sibuk dengan dunianya masing-masing?
Kemana
merah, amfoter, alkali tanah, dan apapun itu, kemana?
Kau
pikir aku tak butuh dirimu ya?
Bantu
aku, kumohon bantu aku
Bantu
aku untuk memunculkanmu kembali
Bantu
aku untuk menghadirkanmu lagi
Bantu
aku yang lagi-lagi merasa seorang diri
Jika
cinta adalah sebuah kesempurnaan,
Itu
berarti aku tak diizinkan untuk mencinta dan dicinta?
Karena
aku tak sempurna…
Jika
cinta adalah sebuah tuntutan,
Itu
berarti pula aku tak diizinkan untuk mencinta dan dicinta?
Karena
aku tak menyukai tuntutan…
Jika
cinta adalah sebuah paksaan,
Itu
berarti pula aku tak diizinkan untuk mencinta dan dicinta?
Karena
aku tak menyukai paksaan…
Dan
jika cinta itu adalah sebuah keharusan,
Maka
biarkan aku tak merasakan mencinta dan dicinta itu.
Sebab
aku tak harus sempurna…
Sebab
aku tak harus sempurna,
Membuatku
benci apa itu kesempurnaan
Membuatku
lelah terus berjalan
Membuatku
enggan untuk sebuah perubahan
Aku,
biarkanlah aku…
Aku,
yang tak terfinisi…
Sebab
aku tak harus sempurna…
0 Komentar:
Posting Komentar