Aku DIAM
Aku bukan pemikir yang baik, tapi aku berusaha
menjadi pengingat yang baik. Dan aku tak mau jadi pemikir yang baik.
Dan mungkin
itu kesalahan.
Aku DIAM
Aku tak berani mengucap. Entah mengapa aku takut.
Dan mungkin ini kesalahan.
Dan mungkin aku hanya bisa menjawab dan sedikit
bercerita, "Awalnya gitu. Awalnya seperti yang kau katakan. Awalnya mungkin
lebih. Awalnya mungkin ada harapan. Tapi, percayalah bahwa aku adalah
pengingat yang baik. Mungkin aku dekat, dia dekat, tapi kita tak lupa. Kita
tak pernah melupakan seseorang yang telah mengisi hati kita. Apalah arti
kedekatan ini? Bukan pacaran kan? Bukan maksud membagi hati, TIDAK SAMA SEKALI.
Karena kita sama-sama punya komitmen.
Ceritaku belum tuntas, tapi aku jadi takut
melanjutkan ceritanya, aku terlalu lemah saat mendengar ketidakpercayaanmu
padaku.
Inilah untungnya terjadi perbedaan umur antara aku
dan dia,
Inilah untungnya terjadi sebuah peristiwa yang
mengharuskan aku dan dia tak lagi seperti 'dulu',
Membuatku teringat oleh seseorang, mungkin kakakku.
Iyah, kakakku. Bukan kamu.
Dan aku baru menyadari bahwa dia tidak mirip kamu,
tapi kakakku.
Sebuah cerita, aku dan dia tak lagi hanya belajar
mata kuliah, tapi belajar menghargai hidup dan seseorang, belajar bagaimana
menghadapi seseorang, seperti kamu. Dan ternyata terjadi..."
Aku DIAM
Aku hanya ingin DIAM
Aku bahkan tak mau menyimpulkan apapun. Karena aku
bukan pemikir yang baik.
Aku DIAM
Aku hanya bisa DIAM, jika pada akhirnya kau pergi
Tapi karena aku pengingat yang baik, izinkan
aku untuk tetap mengingat semuanya
Tak terkecuali, mengingat janjimu...
Aku DIAM
Dan aku baru menyadari bahwa kau juga DIAM
Aku DIAM
Apalah arti kedekatan in? Seorang sahabat bisa
sangat dekat, sepasang kakak adik bahkan lebih sangat dekat. Apa salah aku
merasakan sebuah kenyamanan pada dia?
Dia akan tetap menjadi dia. Dia tak akan bisa
menggantikan siapa pun. Bahkan kamu sekalipun.
Aku DIAM
Kini, apapun kesimpulanmu, izinkan aku untuk tetap
DIAM.
0 Komentar:
Posting Komentar