Welcome~
Maaf,
melupakan hari dan bulan bahagiamu. Karena...
Cause I
know you'll be happy without me~
Hai,
merah, apa kabar kamu? Lama tak bersua di blog. Aku rindu juga akhirnya :')
Ya,
rindu, lebih tepatnya rindu padamu.
Lelaki
yang hingga detik ini masih melekat di hati.
Maaf!
Mianhae! Dui bu qi!
Mungkin
ini yang disebut cinta sejati. Pergi sejauh apapun aku, Tuhan selalu punya cara
untuk mendekatkan kita. Dan sejauh apapun aku berlari untuk melupakanmu, Tuhan
selalu ada saja cara untuk mengingatkanku akan dirimu.
Pada hari
itu, aku telah berjanji pada kekasihmu, untuk tidak akan mengganggu kalian
lagi, dengan satu permintaanku, “Jangan sembarangan lagi mengatakan kata putus,
jangan mudah mengucap kata perpisahan, mbak. Jangan!”
Merah,
baru kali ini ada seorang wanita yang meminta izin padaku untuk bersama
denganmu. Seharian mataku berderai air mata, Merah. Padahal, baru beberapa hari
lalu aku jalan denganmu, baru beberapa hari lalu kita bertukar pesan, dan baru
beberapa minggu lalu kita berlibur ke pulau :’) Tapi hari itu...
Hari di
mana mimpi terbesarku direnggut, hari di mana apa yang menjadi harapanku
dihancurkan. Yah, hari itu...
Merah,
jika memang benar cinta tak harus memiliki. Ini adalah cintaku, satu dan
terakhir. Aku tak ingin, dan tidak akan meyakiti salah satu dari kalian :’
Aku mencintai
asa, bukan rasa~
Tapi asa,
adalah satu-satunya obat untuk melanjutkan hidup, bukan?
Merah,
aku pernah meminta satu hal padamu, kan?
Berbahagialah…
Berjanjilah
padaku satu hal itu, Merah, aku tak pernah meminta lebih.
Aku hanya
berdoa untuk kebaikanmu, dan dia…
Aku
mencintai Langit, yang kini telah tersenyum di Surga-Nya. Karena cinta adalah
eliminasi, bukan subtitusi. Dan bagiku, hanya kematian yang mampu mengeliminasi
dirimu…
Merah, di takdir manakah kita akan bertemu kembali?
Merah, di takdir manakah kita akan bertemu kembali?
0 Komentar:
Posting Komentar