• Twitter

23 Februari 2016

Aku pergi...


Hai, merah.
Aku pernah izin padamu, aku pamit J ehm tidak, tidak mengatakannya secara langsung padamu, hanya melalui sedikit rangkaian kata pada sosial mediaku.
Maaf, aku bukan pergi tanpa alasan, begitu banyak pertimbangan yang bergejolak dalam hati ini, Langitku. Banyak, begitu banyak.
Aku sempat bersorak bahagia saat mendengarmu akan ke kotaku. Kukira ini benar-benar skenario Tuhan yang begitu indah, hingga Tuhan mengirimmu ke sini. Mungkin untuk merajut kembali kisah yang belum terselesaikan. Tapi, ternyata aku salah. Tuhan punya rencana lain. Kudengar, kekasihmu, mungkin lebih tepatnya mantan kekasihmu, berada pada satu kota denganmu? Aku senang mendengarnya, tapi sejujurnya, ada sedikit rasa ngilu.
Aku tak tau harus merespon apa, ketika suatu siang aku mendapat pesan darinya, ragu, antara ya atau tidak untuk membalas. Tapi, siapalah aku yang sok sombong tidak ingin membalas? Akhirnya aku membalasnya, walau ada sedikit rasa takut.